“
Education is the art of making man ethical “
Pendidikan
adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
(Georg
Wilhelm Friedrich Hegel)
Salam Bahagia,
Salam Guru Penggerak … !
Perkenalkan, saya Titis
Madyaning Ratri, S.Pd dari SDN 029 Cilengkrang Kota Bandung merupakan CGP
Angkatan 9 Kota Bandung. Melalui blog ini saya akan berbagi pengalaman
saya mempelajari modul 3.1 terkait Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan sebagai seorang pemimpin. Berikut penjelasannya :
Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?
Seorang guru sebagai
pemimpin pembelajaran hendaknya berpedoman dengan filosofi Ki Hajar Dewantara Pratap
Triloka guruan, yakni :
Ing Ngarso Sung Tuladha : Filosofi ini menegaskan bahwa kita
sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya memberikan teladan yang bijak dalam
pengambilan keputusan.
Ing Madyo Mangun Karso
: Filosofi ini menegaskan bahwa dalam
pengambilan Keputusan hendaknya kita mampu memberdayakan dan membangun
kerukunan
Tut Wuri Handayani : Filosofi ini menegaskan bahwa sebagai
pemimpin dalam pengambilan Keputusan, maka Keputusan yang kita ambil hendaknya
mampu mendorong kolaborasi, meningkatkan kinerja murid, memberikan pengaruh
positif lainnya.
Keputusan yang diambil
pun harus dapat dipertanggungjawabkan agar dapat menjadi teladan serta
fasilitator bagi murid dalam mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.
Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu Keputusan ?
Nilai-nilai kebajikan
tentunya akan sangat mempengaruhi kebijakan kita dalam melakukan pengambilan keputusan
yang menjunjung prinsip keadilan serta dapat dipertanggungjawabkan. Adil
berarti dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya masing-masing.
Sedangkan tanggung jawab berarti mampu menanggung resiko dari setiap Keputusan
yang telah diambil. Nilai-nilai tentunya harus dtanamkan sejak dini, sehingga
akan mendorong terwujudnya well being dalam ekosistem sekolaj serta agar kelas
murid kita menjadi individu yang bijak dalam pengambilan sebuah Keputusan.
Bagaimana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Materi coaching pada
pendidikan guru penggerak sangat berguna dalam menjalankan peran seorang guru,
Dimana salah satu peran guru penggerak yakni menjadi coach bagi rekan
guru lainnya serta dalam pemecahan masalah yang terjadi dikelas guna
mengembangkan setiap potensi yang dimiliki oleh coachee kita.
Bagaimana kemampuan guru
dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika ?
Kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari asfek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap
pengambilan suatu Keputusan khususnya dalam kasus dilema etika. Guru yang
memiliki kesadaran diri yang baik akan menunjukkan integritas dan kejujuran
dalam pengambilan Keputusan. Guru yang bijak diharapkan meemiliki kemampuan
mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai
situasi dan kondisi guna menyelesaikan kasus / masalah dilema etika. Guru juga
diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain serta
berempati dengan kondisi orang lain yang sedang menghadapi kasus / masalah
dilema etika. Hal ini tentunya diharapkan melalui kemampuan sosial emosional
guru dapat melakukan pengambilan Keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang guru?
Sebagai seorang guru tentu akan menghadapi situasi
dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah. Pembahasan studi kasus
pada modul ini memberikan contoh-contoh yang biasa terjadi dan mungkin saja
pernah dialami oleh sebagian guru. Hal ini akan memberikan rambu-rambu dan
pedoman agar guru-guru tidak terjebak dalam situasi yang sama dan dapat
bertindak secara bijak melalui prinsip, paradigma, dan langkah dalam pengujian
dan pengambilan keputusan akan membuat kita semakin menyadari perilaku yang
benar dan perilaku yang salah.
Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman ?
Pengambilan keputusan memegang peranan krusial
dalam kemajuan atau kemunduran suatu sekolah. Keputusan yang tepat dapat
membawa perubahan positif, menciptakan lingkungan yang kondusif, aman, dan
nyaman. Sebaliknya, keputusan yang kurang tepat dapat berdampak buruk pada
perkembangan sekolah.
Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Perubahan tidak dapat terjadi secara instan.
Paradigma yang telah lama tertanam dalam pikiran para anggota sekolah (seperti
kepala sekolah, guru, murid, wali murid, dan masyarakat) dan telah menjadi
bagian dari budaya akan menjadi tantangan yang sulit diatasi. Bahkan kasus
dilema etika masih mungkin terjadi di lingkungan sekolah. Pelaku perubahan
harus fokus pada proses dan langkah-langkah yang telah diambil, meskipun masih
awal. Seberapa besar pun hambatan yang dihadapi, akan selalu ada celah untuk
perubahan dengan dukungan dan semangat yang teguh.
Apakah pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk
potensi murid kita yang berbeda-beda?
Sebagai seorang guru, saya merasa terbantu dengan
penjelasan materi dari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Sebelumnya, saya sering mengalami dilema dalam menyelesaikan
masalah karena belum bisa mengambil keputusan yang tepat. Dengan mempelajari
materi dari modul 3.1 ini, saya menyadari bahwa dalam pengambilan keputusan
perlu memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Keputusan yang diambil dengan
mempertimbangkan hal-hal tersebut akan memberikan dampak positif kepada murid,
karena tujuan utama pembelajaran adalah untuk memberikan keselamatan dan
kebahagiaan pada mereka. Dengan memberikan keselamatan dan kebahagiaan kepada
murid, kita telah membantu mereka dalam belajar dengan lebih merdeka. Sebagai guru,
sudah seharusnya kita mengambil keputusan yang positif untuk menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman dan tenang bagi siswa. Semua upaya ini dilakukan
untuk memerdekakan siswa dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar
mereka. Karena keputusan yang tepat dalam pengajaran akan membantu guru dalam
mewujudkan guruan yang memerdekakan murid.
Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran yang efektif,
penting untuk memperhatikan dengan cermat kebutuhan belajar para murid. Ketika
keputusan yang diambil memperhitungkan kebutuhan murid, mereka akan lebih mampu
mengembangkan potensi mereka sendiri. Sebagai pemimpin pembelajaran, kita dapat
memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka, membimbing mereka
dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, dan berdampak positif pada
keberhasilan mereka di masa depan. Guru yang mampu mengambil keputusan dengan
tepat akan memberikan dampak yang positif pada proses pembelajaran, menciptakan
kesejahteraan murid, dan membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
mereka.
Apakah kesimpulan
akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan utama dari
pembelajaran modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran adalah bahwa modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya
membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam usaha memerdekakan murid
dalam proses belajar. Konsep ini sejalan dengan pandangan Ki Hajar Dewantara
bahwa tujuan guruan adalah mengarahkan segala proses dan potensi anak menuju
keselamatan dan kebahagiaan belajar, yang bermanfaat bagi diri sendiri,
sekolah, dan masyarakat.
Dalam melaksanakan pendidikan,
seorang guru harus dapat mengenali dan memahami kebutuhan belajar murid serta
mengelola kompetensi sosial dan emosional mereka dalam mengambil keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk mengambil keputusan yang tepat,
keterampilan coaching akan membantu pemimpin pembelajaran dalam merumuskan
pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan mengeksplorasi berbagai opsi.
Keterampilan coaching ini
tidak hanya membantu murid menemukan solusi atas masalahnya sendiri, tetapi
juga dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas untuk menyelesaikan
permasalahan dalam pembelajaran. Selain itu, diperlukan kompetensi seperti kesadaran
diri (self-awareness), pengelolaan diri (self-management),
kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan hubungan sosial (relationship
skills) untuk mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan diharapkan
dilakukan secara penuh kesadaran (mindfulness), dengan mempertimbangkan
berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Sejauh mana pemahaman
Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Konsep dilema etika dan
bujukan moral adalah sebuah konsep praktis yang aplikasinya adalah pengambilan
keputusan dalam kaitannya sebagai pemimpin yang berbasis nilai nilai kebajikan.
Dalam pengaplikasiannya, diperlukan identifikasi yang jeli, jelas dan mendetail
dalam mengenali kedua hal ini. Identifikasi mendalam diarahkan pada 4 paradigma
masalah, 3 prinsip mengatasi masalah serta 9 langkah pengujian keputusan. Hal-hal diluar dugaan yang terjadi adalah, ternyata hal tersebut telah
dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari, hanya saja belum maksimal dan
sistematis sehingga terkadang masih terdapat benturan dalam pelaksanaannya.
Sebelum mempelajari modul
ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam
situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda
pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul
ini, tanpa sadar saya telah menerapkan mengambil keputusan sebagai pemimpin
dalam situasi dilema etika, hanya saja saya menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip
dan 9 langkah pengujian keputusan secara maksimal.
Bagaimana dampak
mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada
cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
modul ini ?
Dampak yang saya rasakan setelah mempelajari modul
ini adalah saya mulai paham tahapan apa saja yang harus saya lakukan sebelum saya
melakukan pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat pun diharapkan sesuai
dengan nilai kebajikan yang berlaku dan untuk kepentingan murid saya bukan berdasar
pada kepentingan pribadi maupun tekanan dari pihak lain, dan tak lupa dalam
pengambilan Keputusan harus dilakukan dengan kepala dingin guna mencari Solusi yang
baik bagi semua pihak yang terkait.
Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai
seorang pemimpin ?
Modul 3.1 ini sangat
penting dipelajari oleh para guru sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui modul
3.1 ini saya belajar bagaimana melakukan pengambilan keputusan yang bijaksana ketika
diharapkan dengan kasus / masalah dilemma etika maupun bujukan moral serta
mencari alternatif permasalahan secara bijaksana juga.
Demikian pemaparan koneksi
antar materi modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Semoga bermanfaat..
Bandung, 14 Februari 2024
Titis Madyaning Ratri,
S.Pd
CGP Angkatan 9 Kota
Bandung
Komentar
Posting Komentar