Istilah Pembelajaran Diferensiasi sebenarnya bukan hal yang baru dunia pendidikan, terlebih saat ini ketika digaungkannya kurikulum merdeka, maka istilah Pembelajaran Diferensiasi menjadi salah satu kegiatan pembelajaran yang mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka di lapangan.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Karakteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain;
1. lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar,
2. Kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas,
3. Terdapat penilaian berkelanjutan,
4. Guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
- Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
- Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Pada prinsipnya, pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki tujuan agar siswa di dalam ruang kelas dengan karakter serta latar belakang yang beragam dan berbeda bisa tetap mengikuti proses pembelajaran secara efektif.
Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi juga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan, minat belajar tiap siswa, agar hasil dari pelaksanaan pembelajaran bisa berlangsung secara optimal.
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu:
1. Kesiapan belajar (readiness) murid
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dapat dilakukan dengan melakukan penilaian diagnostik kemampuan siswa, kemudian memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar.
2. Minat murid
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Minat merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.
3. Profil belajar murid
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Sejatinya pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni sistem “among”, dimana guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangatlah sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid.
Salam sukses dan salam literasi
Bandung, 30 Juni 2022
ti2s_mratri
Sumber :
https://kumparan.com/asep-totoh/mengenal-pembelajaran-diferensiasi-1x0JwsN4Q4Z
https://naikpangkat.com/pembelajaran-berdiferensiasi-manfaat-dan-tantangannya/
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pembelajaran-berdiferensiasi-dan-penerapannya-di-kelas/
Topik yang luar biasa dan sesuai dengan filosopi KHD.
BalasHapusTerima kasih Bpk sudah berkunjung, bpk jg luar biasa selalu terdepan menjawab tantangan OmJay 👍 salam literasi 🙏
HapusTerima kasih juga. Saya kepingin menulis seperti teman-teman yang lain. Tetapi bakat menulis saya kalau diberi nilai masih berada dikisaran 0-5. Mohon kritisi tulisan-tulisan saya sehingga bisa saya jadikan bahan refleksi demi kemajuan saya. Terima kasih. Wassalam
HapusSalam Literasi
Sama pak.. saya juga masih dalam tahap belajar, semangat kita belajar bersama 💪
HapusLengkap..Bu
BalasHapusHatur nuhun pak 🙏
Hapus