Langsung ke konten utama

Tantangan H19 : Sakitmu sakitku juga Part 4

Dokter anak visit ke kamar inap neng geulis sekitar pukul 07.20 WIB dengan pakaian jas putih dan berkalungkan stetoskop di leher masuk ruangan dan langsung menyapa neng geulis dengan ramah. Neng geulis yang masih lemah tampak berbaring pasrah diatas bed rumah sakit menurut tanpa ada penolakan sedikit pun saat dokter melayangkan stetoskop kearah dada neng geulis. Dokter kemudian menanyakan apakah neng geulis masih muntah ? Aku menjawab "puji Tuhan sudah tidak dok..!" Dokter pun mengangguk, kemudian beliau menanyakan berapa suhu tubuh neng geulis saat ini, perawat yang mendampingi menjawab 38,5°C dok ! Sahutnya. "Kita cek darah dulu ya cantik, semoga hasilnya bagus, biar besok bisa pulang ya.." dokter menjelaskan, aku dan suami menjawab dengan kompak "Amin..". 

Sebelum dokter berlalu untuk visit ke ruang kamar inap lain, aku beranikan diri untuk bertanya mengenai diagnosa dokter tentang sakit neng geulis. Dokter menjawab "sejauh ini mungkin demamnya disebabkan karena virus Bu, semoga hasil pemeriksaan darahnya bagus. Nanti kita observasi lagi ya Bu.." sambungnya. Kemudian dokter berlalu dari hadapan kami. Tak lupa aku dan pak suami mengucapkan terima kasih untuk pelayanan yang diberikan dokter.

Tepat pukul 09.00 WIB seorang petugas mengambil darah neng geulis, sebuah pengalaman yang mengiris pilu bagi seorang ibu. Petugas beberapa kali menusukkan jarum ke tangan neng geulis, tapi karena pembuluh darah yang terlalu kecil menyebabkan beberapa kali gagal. Sampai akhirnya dilengan kanan neng geulis ditemukan pembuluh darah yang cocok untuk diambil sampel darahnya. Setelah dirasa cukup sampel darah yang diambil petugas pun berlalu. Aku dan pak suami saling berkolaborasi menjaga neng geulis di rumah sakit, sementara kakak dirumah bersama kakek dan neneknya.

Selama menunggu di rumah sakit, jujur rasa lapar tak seperti biasanya menyapa, tapi aku dan pak suami mencoba untuk melawan agar kami tetap dalam keadaan fit, jangan sampai kami yang menunggu pasien, malah gantian menjadi pasien. Malam kedua dilewati kami berdua menunggu neng geulis yang di rawat inap di rumah sakit. Puji nama Tuhan malam kedua ini neng geulis lebih tenang dari malam sebelumnya. Malam ini giliran aku yang naik ke bed rumah sakit untuk mendampingi neng geulis, sedang pak suami tidur di sofa.

Pagi menjelang, seperti biasanya petugas pantri membawa sarapan pagi neng geulis, entah karena trauma dengan perawat yang memasukkan obat melalui infus di tangan neng geulis, melihat petugas pantri yang berseragam rumah sakit seketika neng geulis menangis dan merajuk ketakutan. Aku hanya tersenyum geli, "ga papa sayang, itu tantenya mau nganterin sarapan dedek, bukan kasih obat dedek" aku mencoba menenangkan neng geulis. Berbekal obrolan saat jalan-jalan di koridor rumah sakit, seorang ibu menceritakan bahwa saat antibiotik dimasukan dalam infus, pasien akan merasa perih, seperti luka yang tersiram air garam. Pantas saja neng geulis trauma saat perawat memasukkan obat antibiotik di infus yang terpasang di lengannya, padahal antibiotik disuntikkan 2 kali dalam sehari (kasihan anakku...)

Kali ini dokter datang lebih siang tidak seperti hari sebelumnya, dokter visit dan mengabarkan tentang hasil cek darah neng geulis, ternyata trombosit neng geulis hanya 110.000 yang normalnya 150.000. Itu artinya neng geulis belum bisa pulang, karena harus menjalani observasi lanjutan. Dokter juga akhirnya memastikan bahwa demam neng geulis selama ini karena neng geulis terserang penyakit demam berdarah. Aku dan pak suami hanya bisa pasrah, menyerahkan sepenuhnya perawatan neng geulis ke tangan dokter. Kami hanya bisa berdiam dan berharap neng geulis cepat turun panasnya dan bisa pulih seperti sediakala.

Singkat cerita setelah neng geulis 5 hari dirawat di rumah sakit akhirnya neng geulis diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Puji nama Tuhan suhu tubuh neng geulis sudah kembali normal, hanya tinggal menunggu pemulihan di rumah. Selama 5 hari di rumah sakit kami berdua sengaja ijin dari tempat kami bekerja, kami fokus merawat putri bungsu kami yang sedang sakit. Ada hikmah dibalik pengalaman neng geulis sakit, kami yang selama ini sibuk dengan pekerjaan masing-masing puji Tuhan bisa menikmati nikmatnya mengurus anak yang sakit di rumah sakit. Suka dan duka kami lalui bersama demi satu tujuan agar putri bungsu kami cepat sehat dan pulih seperti sediakala. Amin...

Bandung, 28 Juni 2022
ti2s_mratri

Sumber gambar : google 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan H7 : Pahlawanku Seutuhnya Part 3

Dering ponselku berbunyi... Kulirik layar ponselku tertera nama orang yang aku sangat kenal. Kuangkat telepon itu, diseberang telepon ada suara lirih ibuku, namun tak jelas pembicaraannya, namun sempat aku tangkap intinya "mamah sakit". Seketika itu aku bangun dari tempat semula aku berbaring, dan mengajak suami serta kedua anakku untuk segera menyiapkan diri bergegas kerumah orang tuaku. Kebetulan saat itu hari Sabtu sore, cuaca mendung, dan kami semua ada di rumah. Suamiku tipe menantu yang sangat sayang pada mertuanya. Mendengar mertuanya sakit beliau segera mencari kunci dan memanaskan mobil. Seraya mengingatkanku membawa bawa baju ganti anak-anak. Akupun segera menarik tas jinjing, dan memasukkan baju ganti anak-anak kedalam tas yang aku bawa. Setelah mengunci pintu dan pagar rumah dan menyalakan lampu teras, kulihat anak-anak juga sudah ada di dalam sana, tak berapa lama mobil mulai melaju, membawa kami ke rumah orang tuaku. Untungnya jarak rumah kami dengan...

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI GELOMBANG 26 PERTEMUAN KE-6

Tema             :  Menulis Buku Mayor Dalam 2 Minggu Narasumber   : Bpk. Prof. Richardus Eko Indrajit Moderator        :  I bu Aam Nurhasanah Tak terasa kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 26 memasuki pertemuan ke-6, malam ini mengusung tema " Menulis Buku Mayor Dalam 2 Minggu " dengan narasumber Bpk. Prof. Richardus Eko Indrajit  narasumber yang aktif di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri (ternyata beliau merupakan suami dari artis Lisa A. Riyanto, sungguh luar biasa) ,  didampingi moderator Ibu Aam Nurhasanah dari Cipanas, Kab. Lebak Banten yang juga merupakan alumni pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 8, namun karena kesibukkan beliau dan merasa kurang fokus mengikuti kegiatan, beliau mengulang kembali mengikuti pelatihan di gelombang 12 untuk memantapkan ilmunya d...

Resume Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 26 Pertemuan Ke-19

Tema.            : Pemasaran Buku Narasumber : Bpk. Agust Subardana, S.E., M.M Moderator.   : Bpk. Sigid Purwo Nugroho  Selamat malam para pegiat literasi... Kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 26 memasuki pertemuan yang ke-19 mengusung tema Pemasaran Buku . Ditemani moderator hebat Bpk. Sigid Purwo Nugroho menyapa kami di pukul 19.00 WIB, tanda kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI akan segera dimulai. Dan seperti biasanya grup dikunci agar kegiatan pelatihan secara daring ini bisa kondusif. Narasumber malam ini merupakan direktur marketing penerbit Andi Yogyakarta yang bernama Bpk. Agust Subardana, S.E., M.M yang sudah bergabung dengan penerbit Andi lebih dari 18 tahun lamanya,  (Woww... Luar biasa). Berikut CV yang beliau bagikan dalam kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 25-26 malam ini. Sebelum kelas dimulai Bpk.  Sigid Purwo Nugroho selaku moderator mengingat par...