Mendengar putri bungsunya harus di rawat di rumah sakit pak suami memutuskan segera pulang ke kota kembang. Dingin nya malam dan cuaca yang tidak bersahabat tidak menjadi halangan untuknya pulang. Padahal malam itu banjir dimana-mana, sehingga pak suami agak kesulitan mencari bus yang dapat mengantarkannya pulang. Namun setelah menunggu hampir 2 jam, puji nama Tuhan bus yang ditunggu akhirnya datang, dan terlihat hanya ada kurang dari 10 penumpang bus yang naik.
Sesampainya di kota kembang, ternyata hari sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB transportasi umum yang mengarah ke rumah sakit sudah sulit didapatkan. Baterai handphone Pak suami yang sudah hampir habis menyulitkannya untuk memesan ojeg online sendiri. Sebelum handphonenya benar-benar kehabisan baterai, pak suami mengirimkan pesan padaku agar memesankan ojeg online untuknya seraya mengirimkan titik lokasi beliau berada. Aku yang saat itu sudah di kamar inap neng geulis dan masih terjaga segera mencari ojeg online, namun ternyata tidak mudah, karena waktu masih pukul 02.00. beberapa kali pesanan ojeg online melalui aplikasi gagal dilakukan. Hingga akhirnya berhasil, aku chat ojeg online tersebut, memberitahukan titik penjemputan untuk pak suami. Singkat cerita pukul 03.15 pak suami sudah sampai dengan selamat di rumah sakit tempat neng geulis di rawat inap.
Neng geulis belum terbiasa tidur di kamar rawat inap, neng geulis merengek minta gendong, dan tak mau berbaring di bed rumah sakit. Untungnya ada bapak (kakeknya anak-anak) menemaniku. Kami bergantian menggendong neng geulis. Bersyukur sekali 1 kamar hanya diisi oleh neng geulis saja, sehingga tangisan neng geulis malam itu tidak menggangu pasien lain yang sedang beristirahat. Malam itu terasa sangat panjang, ku lirik jam dinding di sudut tembok serasa bergerak begitu lambat, tak seperti saat kami dirumah. Pakaianku yang basah akibat muntahan neng geulis kini sudah mengering terkena panasnya suhu tubuhku. Tubuhku kini mulai menggigil, aku baru tersadar bahwa aku tak membawa jaket dari rumah, tapi aku harus kuat, aku harus sehat kataku menguatkan hati. Kemana pujaan hatiku tak kunjung datang, ingin rasanya aku bagi kegelisahan ini dengannya.
Melihat ayahnya membuka pintu kamar rawat inap, neng geulis yang saat itu mulai tertidur di pangkuan kakeknya bangun, ia mengulurkan tangannya minta di gendong. Aku segera mengambil alih gendongan si geulis seraya berkata "bentar ya sayang, ayah cuci tangan dan bersih-bersih dulu". Pak suami yang baru datang dari luar kota mengerti, beliau segera menyimpan tasnya. Diambilnya kaos oblong dari dalam tasnya, dan masuklah beliau ke toilet yang ada di bagian depan kamar rawat inap neng geulis. Beliau membasuh muka, mencuci tangan, dan mengganti pakaiannya agar jauh lebih nyaman.
Diluar toilet neng geulis kembali menangis lirih sambil menyebut.. "Ayah... Ayah... (sambil menunjuk kearah toilet), akupun mencoba menenangkan neng geulis "bentar ya sayang, ayah bersih-bersih dulu". Setelah selesai pak suami segera membuka pintu toilet, beliau memang suami siaga, diraihnyalah neng geulis dari gendonganku, "sini sayang, ayah udah pulang, ayah ga kemana-mana, ayah nungguin dedek" sautnya. Neng geulis pun seketika berhenti merajuk, diperlihatkannya lengan kiri pada ayahnya ada jarum infus terpasang. Pak suami hanya tersenyum sambil berkata "ga papa, kan biar dedek cepet sehat, cepat pulang kerumah. Dedek kuat, dedek pasti bisa, sembuh ya neng".
20 menit kemudian, neng geulis akhirnya bisa turun dari gendongan dan mau tidur di bed yang sudah disediakan pihak rumah sakit. Aku sarankan agar pak suami ikut naik ke tempat tidur dan mendampingi neng geulis tidur, sekalian beliau beristirahat setelah menempuh perjalanan dari luar kota. Aku saja yang tidur di kursi penunggu pasien, sedangkan bapak bisa tidur di sofa yang ada di sudut kamar inap neng geulis. Puji nama Tuhan... Pak suami datang, beban yang tadi pundakku kini sebagian sudah memulai berkurang. Terima kasih Tuhan kau berikan aku pasangan yang bisa menjadi tempat berbagi keluh kesah baik dalam suka dan duka.
Tak lama kami semua tertidur di posisi masing-masing. Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 05.30 perawat jaga datang untuk memeriksa suhu tubuh neng geulis yang saat itu ternyata masih menunjukkan 38,5°C sambil berkata "masih tinggi ya, nanti pukul 07.30 dokter anak akan visit ke ruangan, masih muntah ga Bu?" Tanya nya kembali. Aku menjawab "sudah tidak Sus, hanya tadi malam saja di ruang IGD, setelah diberi obat via infus sudah lebih baik" aku menjelaskan, "oh gitu ya, Alhamdulillah ya Bu.. semoga lekas sehat terus ya neng.." pungkasnya. Setelah perawat keluar, disusul petugas cleaning servis datang dan petugas pantri datang membawa sarapan untuk neng geulis.
Kami masih menunggu dokter anak untuk visit dan memeriksa kembali neng geulis agar kami tahu penyebab neng geulis demam tinggi dan muntah-muntah hebat tadi malam.
Bersambung ke part 4 ya kawan..
Bandung, 26 Juni 2022
ti2s_mratri
Komentar
Posting Komentar