Langsung ke konten utama

Tantangan H17 : Sakitmu sakitku juga Part 3

Mendengar putri bungsunya harus di rawat di rumah sakit pak suami memutuskan segera pulang ke kota kembang. Dingin nya malam dan cuaca yang tidak bersahabat tidak menjadi halangan untuknya pulang. Padahal malam itu banjir dimana-mana, sehingga pak suami agak kesulitan mencari bus yang dapat mengantarkannya pulang. Namun setelah menunggu hampir 2 jam, puji nama Tuhan bus yang ditunggu akhirnya datang, dan terlihat hanya ada kurang dari 10 penumpang bus yang naik.

Sesampainya di kota kembang, ternyata hari sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB transportasi umum yang mengarah ke rumah sakit sudah sulit didapatkan. Baterai handphone Pak suami yang sudah hampir habis menyulitkannya untuk memesan ojeg online sendiri. Sebelum handphonenya benar-benar kehabisan baterai, pak suami mengirimkan pesan padaku agar memesankan ojeg online untuknya seraya mengirimkan titik lokasi beliau berada. Aku yang saat itu sudah di kamar inap neng geulis dan masih terjaga segera mencari ojeg online, namun ternyata tidak mudah, karena waktu masih pukul 02.00. beberapa kali pesanan ojeg online melalui aplikasi gagal dilakukan. Hingga akhirnya berhasil, aku chat ojeg online tersebut, memberitahukan titik penjemputan untuk pak suami. Singkat cerita pukul 03.15 pak suami sudah sampai  dengan selamat di rumah sakit tempat neng geulis di rawat inap.

Neng geulis belum terbiasa tidur di kamar rawat inap, neng geulis merengek minta gendong, dan tak mau berbaring di bed rumah sakit. Untungnya ada bapak (kakeknya anak-anak) menemaniku. Kami bergantian menggendong neng geulis. Bersyukur sekali 1 kamar hanya diisi oleh neng geulis saja, sehingga tangisan neng geulis malam itu tidak menggangu pasien lain yang sedang beristirahat. Malam itu terasa sangat panjang, ku lirik jam dinding di sudut tembok serasa bergerak begitu lambat, tak seperti saat kami dirumah. Pakaianku yang basah akibat muntahan neng geulis kini sudah mengering terkena panasnya suhu tubuhku. Tubuhku kini  mulai menggigil, aku baru tersadar bahwa aku tak membawa jaket dari rumah, tapi aku harus kuat, aku harus sehat kataku menguatkan hati. Kemana pujaan hatiku tak kunjung datang, ingin rasanya aku bagi kegelisahan ini dengannya.

Melihat ayahnya membuka pintu kamar rawat inap, neng geulis yang saat itu mulai tertidur di pangkuan kakeknya bangun, ia mengulurkan tangannya minta di gendong. Aku segera mengambil alih gendongan si geulis seraya berkata "bentar ya sayang, ayah cuci tangan dan bersih-bersih dulu". Pak suami yang baru datang dari luar kota mengerti, beliau segera menyimpan tasnya. Diambilnya kaos oblong dari dalam tasnya, dan masuklah beliau ke toilet yang ada di bagian depan kamar rawat inap neng geulis. Beliau membasuh muka, mencuci tangan, dan mengganti pakaiannya agar jauh lebih nyaman.

Diluar toilet neng geulis kembali menangis lirih sambil menyebut.. "Ayah... Ayah... (sambil menunjuk kearah toilet), akupun mencoba menenangkan neng geulis "bentar ya sayang, ayah bersih-bersih dulu". Setelah selesai pak suami segera membuka pintu toilet, beliau memang suami siaga, diraihnyalah neng geulis dari gendonganku, "sini sayang, ayah udah pulang, ayah ga kemana-mana, ayah nungguin dedek" sautnya. Neng geulis pun seketika berhenti merajuk, diperlihatkannya lengan kiri pada ayahnya ada jarum infus terpasang. Pak suami hanya tersenyum sambil berkata "ga papa, kan biar dedek cepet sehat, cepat pulang kerumah. Dedek kuat, dedek pasti bisa, sembuh ya neng".

20 menit kemudian, neng geulis akhirnya bisa turun dari gendongan dan mau tidur di bed yang sudah disediakan pihak rumah sakit. Aku sarankan agar pak suami ikut naik ke tempat tidur dan mendampingi neng geulis tidur, sekalian beliau beristirahat setelah menempuh perjalanan dari luar kota. Aku saja yang tidur di kursi penunggu pasien, sedangkan bapak bisa tidur di sofa yang ada di sudut kamar inap neng geulis. Puji nama Tuhan... Pak suami datang, beban yang tadi pundakku kini sebagian sudah memulai berkurang. Terima kasih Tuhan kau berikan aku pasangan yang bisa menjadi tempat berbagi keluh kesah baik dalam suka dan duka.

Tak lama kami semua tertidur di posisi masing-masing. Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 05.30 perawat jaga datang untuk memeriksa suhu tubuh neng geulis yang saat itu ternyata masih menunjukkan 38,5°C sambil berkata "masih tinggi ya, nanti pukul 07.30 dokter anak akan visit ke ruangan, masih muntah ga Bu?" Tanya nya kembali. Aku menjawab "sudah tidak Sus, hanya tadi malam saja di ruang IGD, setelah diberi obat via infus sudah lebih baik" aku menjelaskan, "oh gitu ya, Alhamdulillah ya Bu.. semoga lekas sehat terus ya neng.." pungkasnya. Setelah perawat keluar, disusul petugas cleaning servis datang dan petugas pantri datang membawa sarapan untuk neng geulis.

Kami masih menunggu dokter anak untuk visit dan memeriksa kembali neng geulis agar kami tahu penyebab neng geulis demam tinggi dan muntah-muntah hebat tadi malam.

Bersambung ke part 4 ya kawan..

Bandung, 26 Juni 2022
ti2s_mratri


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan H7 : Pahlawanku Seutuhnya Part 3

Dering ponselku berbunyi... Kulirik layar ponselku tertera nama orang yang aku sangat kenal. Kuangkat telepon itu, diseberang telepon ada suara lirih ibuku, namun tak jelas pembicaraannya, namun sempat aku tangkap intinya "mamah sakit". Seketika itu aku bangun dari tempat semula aku berbaring, dan mengajak suami serta kedua anakku untuk segera menyiapkan diri bergegas kerumah orang tuaku. Kebetulan saat itu hari Sabtu sore, cuaca mendung, dan kami semua ada di rumah. Suamiku tipe menantu yang sangat sayang pada mertuanya. Mendengar mertuanya sakit beliau segera mencari kunci dan memanaskan mobil. Seraya mengingatkanku membawa bawa baju ganti anak-anak. Akupun segera menarik tas jinjing, dan memasukkan baju ganti anak-anak kedalam tas yang aku bawa. Setelah mengunci pintu dan pagar rumah dan menyalakan lampu teras, kulihat anak-anak juga sudah ada di dalam sana, tak berapa lama mobil mulai melaju, membawa kami ke rumah orang tuaku. Untungnya jarak rumah kami dengan...

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI GELOMBANG 26 PERTEMUAN KE-6

Tema             :  Menulis Buku Mayor Dalam 2 Minggu Narasumber   : Bpk. Prof. Richardus Eko Indrajit Moderator        :  I bu Aam Nurhasanah Tak terasa kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 26 memasuki pertemuan ke-6, malam ini mengusung tema " Menulis Buku Mayor Dalam 2 Minggu " dengan narasumber Bpk. Prof. Richardus Eko Indrajit  narasumber yang aktif di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri (ternyata beliau merupakan suami dari artis Lisa A. Riyanto, sungguh luar biasa) ,  didampingi moderator Ibu Aam Nurhasanah dari Cipanas, Kab. Lebak Banten yang juga merupakan alumni pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 8, namun karena kesibukkan beliau dan merasa kurang fokus mengikuti kegiatan, beliau mengulang kembali mengikuti pelatihan di gelombang 12 untuk memantapkan ilmunya d...

Resume Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 26 Pertemuan Ke-19

Tema.            : Pemasaran Buku Narasumber : Bpk. Agust Subardana, S.E., M.M Moderator.   : Bpk. Sigid Purwo Nugroho  Selamat malam para pegiat literasi... Kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 26 memasuki pertemuan yang ke-19 mengusung tema Pemasaran Buku . Ditemani moderator hebat Bpk. Sigid Purwo Nugroho menyapa kami di pukul 19.00 WIB, tanda kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI akan segera dimulai. Dan seperti biasanya grup dikunci agar kegiatan pelatihan secara daring ini bisa kondusif. Narasumber malam ini merupakan direktur marketing penerbit Andi Yogyakarta yang bernama Bpk. Agust Subardana, S.E., M.M yang sudah bergabung dengan penerbit Andi lebih dari 18 tahun lamanya,  (Woww... Luar biasa). Berikut CV yang beliau bagikan dalam kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 25-26 malam ini. Sebelum kelas dimulai Bpk.  Sigid Purwo Nugroho selaku moderator mengingat par...