Langsung ke konten utama

Tantangan H25 : You're Special (Tunagrahita) Part 3

Masih ingat dengan kisah Wiwi gadis tunagrahita yang ramah? Bagi yang belum membacanya bisa di simak di tulisan Tantangan OmJay hari ke-22 dan ke-23 ya, tentunya ada di akun blog pribadi saya. 
Don't Miss It..!

Sebenarnya apa itu tunagrahita? Yuk kita simak baik-baik penjelasan di bawah ini.

Tunagrahita atau keterbelakangan mental merupakan kondisi seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata orang normal. Hal ini terjadi karena beberapa hal, salah satunya cedera otak atau otak tidak berfungsi normal. Tunagrahita menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan yang signifikan pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif seseorang. Sebutan tuna grahita ini juga dikenal dengan nama "disabilitas kognitif".

Dalam beberapa kasus yang lebih parah, tuna grahita mengakibatkan ketidakmampuan belajar, berbicara, bersosialisasi, dan beraktivitas fisik. Umumnya, kondisi ini sudah bisa didiagnosis segera setelah pertumbuhan bayi. Namun, mungkin akan kesulitan mendeteksi kondisi ini pada bayi yang baru lahir, sebab hampir semua kasus tunagrahita baru bisa didiagnosis ketika anak-anak beranjak dewasa atau maksimal usia 18 tahun.

Ada empat level tuna grahita yakni ringan, moderat, berat, dan mendalam.

Gejala tuna grahita 
Gejala umum yang dapat dijadikan panduan apabila mencurigai anak mengalami tunagrahita diantaranya : 
1. Kegagalan untuk memenuhi tonggak intelektual
2. Duduk, merangkak, atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain
3. Masalah belajar berbicara atau kesulitan berbicara dengan jelas
4. Masalah memori
5. Ketidakmampuan untuk memahami konsekuensi dari tindakan
6. Ketidakmampuan untuk berpikir logis
7. Perilaku kekanak-kanakan yang tidak sesuai dengan usia anak
8. Kurangnya keingintahuan
9. Kesulitan belajar
10. IQ di bawah 70
11. Tidak mampu menjalani kehidupan mandiri
12. Sulit berkomunikasi
13. Sulit bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain

Karakteristik Anak Tunagrahita 
Apabila anak mengalami tunagrahita, maka anak akan melakukan sejumlah perilaku seperti dibawah ini : 
- Agresif
- Ketergantungan
- Menarik diri dari kegiatan sosial
- Suka mencari perhatian
- Depresi selama masa remaja
- Kurangnya kontrol impuls
- Pasif
- Kecenderungan untuk melukai diri sendiri
- Keras kepala
- Rendah diri
- Toleransi rendah hingga frustasi
- Gangguan psikotik
- Kesulitan memperhatikan
- Beberapa orang dengan tuna grahita akan mengalami karakteristik fisik tertentu seperti perawakan pendek atau kelainan wajah.

Sebagian besar kasus tuna tidak diketahui penyebabnya. Tapi, kondisi ini biasanya terjadi karena adanya penyakit, cedera, atau kerusakan fungsi otak. 

Penyebab Umum Tunagrahita 
Penyebab umum yang bisa orang tua waspadai yakni :
- Kondisi genetik tertentu, seperti sindrom down, fenilketonuria, atau sindrom X rapuh, dan sindrom alkohol janin
- Kelainan bawaan atau malformasi otak
- Beberapa infeksi, seperti meningitis, campak, atau batuk rejan
- Paparan racun seperti merkuri atau timbal
- Cedera kepala serius
- Stroke
- Penyakit ibu, seperti rubella, penggunaan narkoba atau infeksi selama kehamilan
- Masalah saat lahir, seperti oksigenasi yang tidak mencukupi
- Malnutrisi ekstrim
- Perawatan medis yang tidak memadai

Untuk dapat mendiagnosis seseorang mengidap tunagrahita, ada sejumlah evaluasi yang akan dilakukan oleh para ahli, dokter dan tenaga medis.

Tahapan mendiagnosis Tunagrahita
Tahapan yang akan dilakukan untuk mendiagnosis tunagrahita :
1. Wawancara
2. Pengamatan
3. Tes kecerdasan umum :  tes yang memberikan penilaian tentang keterampilan hidup sehari-hari dan kemampuan sosial anak dibandingkan anak-anak lainnya dalam kelompok usia yang sama. 

Selanjutnya, dokter akan melakukan proses evaluasi terhadap anak termasuk mengunjungi beberapa ahli seperti psikologi ahli patologi bicara, pekerja sosial, ahli saraf, dokter anak, terapis fisik, hingga tes laboratorium. Tahapan tersebut penting untuk mengetahui dan mendeteksi kelainan metabolisme dan genetik, serta masalah struktural pada otak anak. Kondisi lainnya yang memungkinkan anak terdiagnosis tunagrahita ialah masalah gangguan pada pendengaran gangguan belajar, gangguan neurologis, dan emosional hingga keterlambatan pertumbuhan. Kemudian, dokter akan menggunakan hasil tes dan evaluasi ini untuk mengembangkan rencana perawatan dan pengobatan hingga pendidikan untuk anak yang mengidap tunagrahita.

Pengobatan untuk Tunagrahita
Tunagrahita merupakan kondisi yang akan dialami seseorang seumur hidupnya karena hingga kini belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan kondisi tersebut. Meski begitu, banyak orang dengan tunagrahita bisa belajar untuk meningkatkan fungsi otak dan fisik agar bisa hidup normal dan beraktivitas layaknya anak-anak sehat lainnya. Menerima stimulasi dini dan berkelanjutan dapat meningkatkan fungsi otak sehingga memungkinkan seseorang untuk berkembang. Beberapa hal yang bisa orang tua lakukan jika anak mengidap tuna grahita ialah memberikan kebutuhan, mengajarkan agar lebih kuat, hingga dukungan moral.

Bahkan kini, sudah banyak layanan tersedia untuk membantu penyandang tunagrahita dan keluarganya untuk mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. Sebagian besar layanan ini memungkinkan seseorang dengan tuna grahita menjalani harinya dengan normal dalam masyarakat. Diagnosis dari dokter akan menentukan layanan, perlindungan, perawatan, dan pengobatan apa yang cocok untuk anak dengan tuna grahita. Dengan dukungan dan perawatan yang tepat, banyak penyandang tuna grahita dapat mencapai peran produksi yang sukses di masyarakat.

Tak hanya itu, kesabaran dan ketelatenan dibutuhkan dalam merawat anak tuna grahita. Bangun kepercayaan diri dan latih kemandiriannya agar dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar selayaknya anak normal seusianya. Dengan kasih sayang orang tua, teman, dan keluarga yang mengelilinginya, tentunya anak akan merasa bahagia dan tumbuh jadi anak yang mandiri, percaya diri, sehat, dan dapat bersosialisasi dengan baik.

Semoga bermanfaat,
Salam sukses dan salam literasi.

Bandung, 4 Juli 2022
ti2s_mratri

Sumber :
https://www.orami.co.id/magazine/tuna-grahita

Komentar

  1. Informasi sanga bermanfaat.
    Mengingatkan saya saat kuliah
    Saya berinteraksi dengan anak tunagrahita dalam beberapa semester. Kebetulan saya adalah anak jurusan Paud saat itu.
    Tentu saja interaksi saya tidak untuk membantu dalam ranah kognitif namun untuk membantu dalam kemandirian anak tuna grahita.
    Hal yang bisa saya fahami akan tuna grahita, seperti yang disampikan diatas bahwa mereka memiliki kecerdasan dibawah rata-rata
    AKan tetapi masih bisa diarahkan untuk memandu dan membantu kemandirian agar bisa misal, memakai baju sendiri, mandi sendiri dan hal2 yang diluar intelektual.
    Saya punya satu cerita .anak tuna grahita yang pandai bergoyang dan suka sekali lagi dan musik India hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luar biasa... Semoga kita bisa saling berbagi ilmu ya Bu... Pasti akan sangat menyenangkan sekali, terima kasih sudah berkunjung, salam literasi 🙏

      Hapus
  2. Oh luar biasa sekali tulisannya Bun keren abis terima kasih informasinya ilmu yang sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 bunda, Terima kasih juga sudah berkunjung, salam literasi 🙏

      Hapus
  3. Mantap Bu terima kasih informasi yang sangat berguna bagi saya Bu sehat serta sukses selalu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan H7 : Pahlawanku Seutuhnya Part 3

Dering ponselku berbunyi... Kulirik layar ponselku tertera nama orang yang aku sangat kenal. Kuangkat telepon itu, diseberang telepon ada suara lirih ibuku, namun tak jelas pembicaraannya, namun sempat aku tangkap intinya "mamah sakit". Seketika itu aku bangun dari tempat semula aku berbaring, dan mengajak suami serta kedua anakku untuk segera menyiapkan diri bergegas kerumah orang tuaku. Kebetulan saat itu hari Sabtu sore, cuaca mendung, dan kami semua ada di rumah. Suamiku tipe menantu yang sangat sayang pada mertuanya. Mendengar mertuanya sakit beliau segera mencari kunci dan memanaskan mobil. Seraya mengingatkanku membawa bawa baju ganti anak-anak. Akupun segera menarik tas jinjing, dan memasukkan baju ganti anak-anak kedalam tas yang aku bawa. Setelah mengunci pintu dan pagar rumah dan menyalakan lampu teras, kulihat anak-anak juga sudah ada di dalam sana, tak berapa lama mobil mulai melaju, membawa kami ke rumah orang tuaku. Untungnya jarak rumah kami dengan...

Awalnya biasa saja, tapi akhirnya aku terpikat...

Istilah blog, web blog, atau blogger sebuah istilah yang sering saya dengar, tapi jujur awalnya saya tidak tertarik untuk menggalinya lebih dalam. Tapi setelah saya mengikuti kelas belajar menulis PGRI saya tertantang untuk mengenalnya, salah satunya dengan mulai membuka channel YouTube tentang pembuatan blogspot. Saya mencoba melihat lebih dalam lagi untuk mengenal apa itu blog, web blog maupun blogger.  Setelah saya melihat beberapa Cuplikan blog pribadi beberapa teman-teman hebat yang saya temukan di kelas belajar menulis PGRI ternyata dunia blog itu seru juga yaa.. dimana melalui blog pribadi bisa menjadi alat perekam ajaib tentang kegiatan yang pernah kita lakukan atau kita alami melalui kegiatan menulis. Dan ini saya jadikan alasan bagi saya untuk harus belajar ilmu baru yang belum saya pahami dan belum saya kuasai. Puji Tuhan... Saya dipertemukan dengan kelas online pembuatan Blogspot dari dasar bersama Pak Brian seorang guru SD dari Jakarta yang sangat menginspi...

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI GELOMBANG 26 PERTEMUAN KE-6

Tema             :  Menulis Buku Mayor Dalam 2 Minggu Narasumber   : Bpk. Prof. Richardus Eko Indrajit Moderator        :  I bu Aam Nurhasanah Tak terasa kegiatan pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 26 memasuki pertemuan ke-6, malam ini mengusung tema " Menulis Buku Mayor Dalam 2 Minggu " dengan narasumber Bpk. Prof. Richardus Eko Indrajit  narasumber yang aktif di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri (ternyata beliau merupakan suami dari artis Lisa A. Riyanto, sungguh luar biasa) ,  didampingi moderator Ibu Aam Nurhasanah dari Cipanas, Kab. Lebak Banten yang juga merupakan alumni pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 8, namun karena kesibukkan beliau dan merasa kurang fokus mengikuti kegiatan, beliau mengulang kembali mengikuti pelatihan di gelombang 12 untuk memantapkan ilmunya d...